Langsung saja ku jambak rambutnya yang panjang dan ku ciumi bibirnya dengan paksa. “Rianti, aku mau bicara…” aku menghampirinya sebelum dia melihat kami, karena aku takut dia malah menghindar. Bokep brazzers “Duit dari mana mat? “Mau ke mana bang?” jawabnya dengan nada yang sangat lembut. Dini terlihat meronta-ronta untuk menolak ciumanku, namun badannya terikat kuat, ia tidak mampu berbuat apa-apa. Kupaksakan hingga jari telunjukku melesap masuk, kemudian ku obok-obok vaginanya tanpa henti. Berbekal belati dan penutup wajah, kami kembali mengulang kehidupan kami di dunia kejahatan. Aku tidak tahu apa maksudnya, yang jelas aku tidak berani memaksakan kehendak aku. Dalam perjalanan aku malah mengajak Mamat ke sebuah cafe remang-remang, aku mau merilekskan pikiranku dulu.“DASAR CEWEK MATREEEE!!!!….” teriakku di bawah pengaruh alkohol. “Tapi…” belum sempat selesai bicara, Rianti sudah menjauh, dan aku tidak mungkin mengejarnya melewati gerbang yang dijaga oleh security, apalagi pakaian ku lusuh penuh oli begini.
