Benar! Bokep Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Lainnya belum pulang semua. Seksi sekali. Lidahku menekan lidahnya. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Gila, keluarin di dalam. Sudah jam 2 pagi. Licin dan tidak bisa berbaring. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Nafasnya mulai memburu. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Felicia ternyata bermain sangat aman. Tapi aku tak menyerah. Aku kembali berbicara dengan clientku. Lama kelamaan suaranya makin keras.“Come on, Boy.. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.“Oh ya..” aku berdiri.Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Kami saling menjilat dan menghisap.Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi.
