Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Dua kakakku perempuan semuanya. Bokep jilbab Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Aku anak laki laki satu-satuya. Namun dia tak sendiri. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Aku menatapnya dgn tajam. Dua kakakku perempuan semuanya. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah.
