Kudekatkan wajahku perlahan, mataku tak pernah lepas dari matanya. Ketika keluar dari kamar mandi, Lina sedang menelepon. Bokep hijab Lina menelannya lalu membersihkan mulutnya.Kini giliranku. Malam ini kebetulan tidak ada “tamu penting” katanya. Lina menoleh, menutup telepon dan tersenyum. Terasa punggungku sedikit perih, nampaknya kuku Lina menggoreskan kenangan di situ. Tampak dua belahan itu tak tertampung dengan sempurna dan sedikit menyembul di sana sini. Sementara, nafas Lina sudah tak karuandan kini lidahku kujulurkan mengarah ke clitorisnya yang luar biasa besarnya. Yuni masuk ke kamarku dengan daster mini, kakinya yang mulus terlihat indah. Karena aku tidak mau dimasukkan ke daftar gosipnya, aku tantangin biar dia ke kamarku. Ya, clitorisnya berwarna merah daging mentah, besar sekali.., benar-benar menyembul jelas untuk ukuran clitoris yang biasanya. Kulihat pipinya memerah. Lina hanya memiringkan sedikit kepalanya. Frank orangnya gempal tapi funky, terkenal jago ‘cari’ cewek kepulauan di kalangan senior.
