Bersamaan dengan tekanan kaki Marina Daud menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan, “Eeegghh.., Ooouugh..”. Penis Om Jalil yang tegak menghadap ke atas meleset miring diduduki oleh Marina. Bokep montok “Merasakan apa, Om?”, tanya Ria berpura-pura tak mengerti. “Sssh.., mmh.., ssh.., aakh..”, Mata Marina membeliak-beliak dan pahanyapun membuka. Akhirnya kesunyian itu dipecahkan oleh suara Om Jalil yang lebih mirip desahan. Merekapun mencapai puncak kenikmatannya. Om Jalil membuka matanya karena merasakan kegelian yang nikmat pada batang penisnya, dibiarkannya beberapa saat Marina yang belum tahu bahwa Om Jalil sudah terjaga, membelai dan meremas batang kemaluannya, Om Jalil berkata perlahan. “aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”. Batang kemaluan Daud sudah keras sekali. Marina menjerit kecil. Setelah posisinya duduk berhadapan dengan selangkangan Marina yang hanya mengenakan celana dalam, tangannya bergerak melepas celana dalam itu hingga terpampanglah gumpalan bulu-bulu halus terhampar menghiasi sekitar bibir kemaluan yang begitu ranum dan menebarkan aroma yang menggairahkan hingga membuat darah Om Jalil menggelegar dan nafsunya
