Payudaranya masih kencang dan padat membuatku semakin bernafsu untuk meremas-remasnya. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan Eksanti yang masih tertutup celana dalamnya. Bokep asia Dia mencoba menarik turun agak ke bawah ujung celananya untuk menutupi pahanya yang sedang aku nikmati.“Mas, mau bicara apa, sih?”, katanya tiba-tiba. Aku mengusap putingnya lalu aku memilin dengan jemariku. Seketika aku mengangkat telepon itu. Tangan kiriku yang bebas untuk melakukan sesuatu terhadap Eksanti, kini mulai aku aktifkan. Aku melihat ekspressi wajah Eksanti pada permukaan cermin.Mata kami beradu pandang, sementara tanganku membelai-belai payudaranya yang mulai mengeras. “Emangnya Mas, mimpi apa sama aku?”, tanyanya penasaran. Tubuhnya tampak semakin seksi saja. Mestinya aku tidak perlu memohon kepadanya karena saat itupun aku sudah membelai dan meremas-remas payudaranya. Sampai-sampai Eksanti menutup mulutnya agar suara tawanya tidak terdengar terlalu keras. Denyutan itu begitu kuat, sampai-sampai aku memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Sesampainya di Ancol aku mengajak Eksanti untuk makan di sebuah rumah makan di tepi laut yang nuansa romantisnya
