Pikiran jorokku bertambah. Bokep tobrut Dia mengajariku cara-cara memainkan mulut dan lidah. Kini mulut Tante Ning merayap turun ke bawah, menyusuri leher dan dadaku. Bibirku dilumatnya kembali, lalu lidahnya menjulur-julur menjilat-jilat. Dalam posisi di atas, gerakanku lebih leluasa. Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Ning secara bergantian, kiri dan kanan. Rasanya memang lebih nikmat kalau hubungan itu menyerempet-nyerempet bahaya. Selama di Jakarta, dia tinggal di rumah kami. Tapi Tante Ning belum memberi isyarat untuk itu. Apakah aku betul-betul cuma dianggap sebagai “tukang ojek” selama ini? Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. Batang penisku serasa disedot dan dipelintir-pelintir. Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. Dia bilang, seharusnya sweet seventeen dirayakan secara khusus. (Waktu itu belum ada HP).
