“Lalu kenapa?” tanyaku. XNXX bokep “Mas Den, Aryo boleh ikutan nonton?” tanyanya sambil senyum-senyum. Mata Aryo terus saja mengikuti film yang sedang diputar tanpa berkedip. “Beres deh Tante, ‘ntar kalo si Aryo nakal biar Deni cubit”, kataku sambil menggelitiki pinggang Aryo. “Nggak kok Mas Den, nggak pa-pa”, jawabnya sambil menunduk. Lalu tanpa di komando kamipun mengulangi permainan yang telah kami lakukan tadi, bahkan kali ini jauh lebih dahsyat dari yang pertama hingga kamipun seperti kehabisan tenaga saat permainan di ronde kedua, dan kamipun tidur pulas sambil berpelukan. Setelah kutekan bel sekali, kakaknya mucul dengan ditemani Billy, anjingnya. Aku terburu-buru ke kamar mandi. “Ayolah Mas”, pintanya. “Tapi besok aja, kamu kan malem ini harus belajar.”
“Yahh, Mas Deni..”
“Udah besok aja”, kataku. Aku mengangguk. Segera saja dia memelorotkan celanaku. Kok ngeliatin Aryo aneh gitu?”
Aku tersenyum, “Nggak, Mas Deni pikir setelah diliatin lama-lama kamu kok nggak mirip ama mama papa kamu.. “Enak aja minjem, ini tuh barang dagangan.”
“Ayolah Jay..”, rayuku.Akhirnya rayuan gombalku membuahkan hasil. Aryo memegang
