“Enak Ratih?!?”
“Hmmm gimana ya rasanya,” jawabnya masih telentang. Windy berjalan ke arahku, memutari meja sekarang. Bokep stw Ratih hanyut dengan tontonannya. “Makanya kulepaskan celanaku biar enak mengusapnya,” jelasnya lagi.Terlihat pantat Ratih mulai sedikit bergoyang-goyang. Aku berdiri dan memutar tubuhku sambil menarik Windy untuk duduk di kursiku tadi. “AArhhhhh!!” aku merasakan nikmat saat kutarik dan kumasukan lagi berulang-ulang. “Ini kunci cadangan kamarku.” Windy menyodorkan anak kunci.“Besok malam mas masuk sini aja duluan kalau aku belum nyampai.”
“Lah, ini pemaksaan secara halus,” pikirku. “Hmmm hssss,” Ratih bersuara tak jelas. Kuambil handukku, dan bergerak keluar kamarnya, masuk lagi ke kamarku untuk mandi lagi.“Begitu deh mas ceritanya,” bisik Windy perlahan. Enak kalau mulai tumbuh lagi, geli-geli gimana gitu.”Aku berdiri sekarang menghadap Ratih. Pria itu berlutut di depan gadis si rambut panjang yang duduk di kursi dengan paha terbuka lebar, kaki yang satu di atas meja. Ia melenguh mengeluarkan udara lewat mulutnya.Windy menarik tanganku.




















