“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”
“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”
“Alangkah bahagianya MBak Tari.”
“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”
Naralita langsung menarik penisku. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.Hari-hari berikutnya, Naralita masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bokepindo Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Tercium olehku bau parfum khas remaja. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras.Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. terus.. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Naralita kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Naralita menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Naralita.Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Naralita selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Tercium olehku bau parfum khas remaja. Kaos itu kulempar ke atas meja.
