Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Bokep rusia Wah, pucuk dicinta ulam pun tiba neehhh… Bergegas aku mengunci pintu gerbang dan naik lagi menyerahkan kunci.Sesampai di dalam rumah aku tidak menemukan siapa pun. Kukocok-kocok pelan penisku sambil membayangkan payudara kecil Ibu Titis. Kurasakan tangan Mbak Titis meremas lembut kemejaku. “Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Dimas mau ya nemenin Mbak lagi?”
“Mmmmm… Siap Mbak! Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Titis. “Ma…maaf bu…”, kataku terbata sambil tetep berusaha menarik celanaku. Keliaranku itu bertahan selama 10 menitan sementara penisku sengaja kugesek-gesekkan ke vagina Mbak Titis. “Nanti kalo dah selesai beres2 jangan lupa taro kuncinya di rumah ya”, bisiknya.Aku hanya mengangguk pelan belum pulih dari kenikmatanku. Agak susah juga mencari posisi lubang vagini Mbak Titis. Tidak jelas apa yang diucapkan. Ceritaku ini terjadi pada tahun 2001. Ibu Titis ini berparas sangat cantik, mungkin sensual. Spontan aku segera melepas tanganku dan mencoba menarik celanaku.
