Aku nggak tahan.. Bokepindo Darimana, mbak?”“Semarang, pak.”“Mbaknya ke Jakarta dalam rangka apa? Wanita itu menghisap dan mengulum dengan begitu sempurna. Pandangannya menerawang ke luar jendela. Sudah kebelet dari tadi.” pamit wanita itu sambil buru-buru masuk ke kamar kecil yang tersedia di dalam kamar.Mengangguk mengiyakan, aku segera mencopoti seluruh bajuku saat wanita itu sibuk di dalam. ”Ughhh, pak. Aku bagai dilempar ke masa 25 tahun yang lalu, saat aku masih muda dan gagah. Tak banyak kantor di daerah ini kecuali kalau itu berupa rumah makan atau tempat hiburan.“Selamat malam. Siapapun pasti tak sabar.” jawabku diplomatis sambil memamerkan penisku yang sudah tegang penuh. Cuma yang masih menjadi tanda tanya, mau apa dia di Kemang pada dini hari? Sakit!” rintihku.Wanita itu langsung melepaskan genggaman tangannya, ”Ah, m-maaf, pak. Semua wanita yang kutiduri pasti akan bilang begitu.”Sesuai permintaan, mbak, akan kupuaskan mbak malam ini.” sahutku sambil membalik dan menindih tubuhnya.Langsung kulahap mulutnya yang tipis kemerahan dan kulumat dengan penuh nafsu hingga membuat dia gelagapan kesulitan




















