“Boleh mulai sekarang saya panggil Ibu pake nama ?” tanyanya di dekat wajah Fiona. Bokep hot “Saya udah suka sama Ibu dari pertama ketemu dulu, apalagi kalau ngeliat Ibu di majalah atau di tivi, enak yah Bu jadi orang terkenal gini ?” kata Pak Misno sambil membelai rambut panjang Fiona. Fiona sebisa mungkin bersikap normal walau gairahnya meningkat, agar tidak memberi kesan murahan pada tukang kebunnya itu. “Pak Misno, tolong kesini sebentar, kran air disini macet nih keliatannya !”
Sebentar kemudian sudah terdengar ketukan di pintu, dengan dada makin berdebar-debar, Fiona membukakan pintu kamarnya. Fiona duduk dan menyandarkan punggungnya pada tubuh Pak Misno yang mendekapnya dari belakang. Sambil merenunginya, Fiona tiduran telentang di ranjang spring-bednya, tangannya mengelus-elus vaginanya sambil terus membayangkan hasrat liarnya, sampai akhirnya dia tertidur tanpa memakai celana.Bangun-bangun langit sudah menguning dan jam sudah menunjukkan pukul 5.15 sore. Secara bergantian pria itu melumat kedua payudaranya sampai basah oleh ludahnya.




















