Tubuhku aku condongkan sedikit ke depan, dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Bokep asia Mungkin warnanya hitam. Besar, dan sangat kenyal. Aku tetap berkeras. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Mei, calon istriku, kemudian menyusul ke Jakarta dan bekerja di sebuah bank di Bintaro. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Aku kembali mengelus pahanya. Tapi dari gerakan tubuhnya aku tahu, dia sangat terangsang. Tampaknya keluarga berada. Tentu saja dengan mata terpejam. Aku membuka mataku. Kulirik matanya. Aha, dia mengerti. Tapi ngapain naik bis ya? Tidak berasa memang. Penuh kemenangan. Dia mendesis. Aku sedikit membuka mataku. Dia menahan tanganku.“Jangan … ”Aku nekat.“Jangan …” Ok. Tubuhnya menegang. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Payudaranya besar. Dia tidak tahan. Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”Aku melihat ibu yang menyapa tadi. Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Aku jengkel banget.Hujan mulai turun. Kemudian menekannya. aku kembali menutup mataku.Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun




















