Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. Bokep crot Aku anak laki laki satu-satuya. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Tak terlihat ada pesta. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah.Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. Namun aku yang polos tak tahu apa yg membuatnya kecewa.“Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.




















