Sementara memeknya terasa makin basah.Kesempatanku makin terbuka, mulai ku tempelkan kepala kontolku di permukaan memeknya. Matanya sayu menatapku. Bokep montok Dia menutupi kakinya sampai batas perut, kemudian melorotkan rok dan celana dalamnya. Vina memandangku kemudian bertanya, “kamu punya selimut gak?” aku memberinya selimut tipis belang yang biasa digunakan di Rumah Sakit. Kita sudah sama-sama dewasa, gak apa apa kok. Kami saling tersenyum, “beeerrrattt” ucapnya manja, ketika separuh berat badanku kusandarkan padanya. Film di monitor komputer mulai habis, berganti dengan gambar screen saver foto-fotoku. Kucoba menaikkan kaos Vina, dia diam tidak menolak, matanya terpejam menikmati yang ia lakukan. Aku berdiri di pintu kamar sambil tersenyum, “ngapain, Vin?” dia tampak gugup dan salah tingkah. Aku berdiri di pintu kamar sambil tersenyum, “ngapain, Vin?” dia tampak gugup dan salah tingkah. Kami pun mulai fokus mengerjakan tugas kami, aku mencoba mengumpulkan data dan merangkai kata, kemudian Vina mengetiknya di komputer. Dia nampak sangat menikmati itu.Aku mencoba jalan terakhirku.




















