Sebantar lagi MbakMona yang punya salon ini datang, biasanya jam seginidia datang.Aku langsung beresberes dan pulang. Bokep Hanya suara kebetan majalahyang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musiklembut yang mengalun dari speaker yang ditanam dilangitlangit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletakpletokpletok. Ini kesempatankedua. Masih terasa tangannya dipunggung, dada, perut, paha. Makin lama suarasepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletakpelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara ituhilang.Aku hanya mendengus. Dia mau pulang dulu ngeliat orangtuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang.Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! Mbak Wien sudah turun. Tangannya halus. Aku berhasil. Ah. Kring..! Atau maugunting? katanya menggoda, menunjukJuniorku.Darahku mendesir. Tidak lama wanitaitu mengetuk langitlangit mobil. Sudahlah.Masih ada esok. hah..? Lalu memegangpahaku, Yang mana..?Yes..! Mbak Wien sudah turun. Ah sialan. Ke mana ia? Adacairan putih di celana dalamku.Di kantor, aku masih terbayangbayang wanita yang dilehernya ada keringat.




















