Menyandarkan tubuhku di tembok di sebelah rak buku, dan membiarkan orang-orang memandangku dengan heran saat aku tertawa. Bokep indonesia Pathetic, untuk cowok sepertiku. “Aku sedih..” isakku. “Ya, begitulah namanya orang pacaran, kan nggak harus senang terus..” kudengar bisikannya. “Kamu baik..” kataku lirih nyaris tak terdengar. Ah.. ahh.. Cukup lama dan melelahkan untuk berpura-pura seperti itu. “Ahh.. Ray.. Kan belum masuk?” kudengar Nia berbisik protes. ahh.. Kembali menelentangkan tubuhku, menggenggam batang kemaluanku. Mendadak saat itu aku ingin menelepon Enni dan meminta maaf.—————————————“Ray..?” “Ah, sorrie..” sahutku cepat. “Nia? ah..”
Nia mengeluh saat tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menaruhnya di entah bagian mana dari kemaluannya dan mendudukinya.“Aacchh..” batang kemaluanku terasa sakit. “Untunglah..” kataku tanpa memperdulikan bibirnya yang terlipat. Saatnya, pikirku. bagaimana melakukannya dengan benar? Kuangkat tubuhku, menatap kemaluanku yang mulai agak lemas. “Ngga ah.. Kutekan terus batang kemaluanku berusaha menembus “apapun” juga yang menghalangi pergerakannya saat itu.




















