Aku selalu duduk persis di depannya. Bokep hijab Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.“Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.“Jhony, julurkan lidahmuu! Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Terutama karena sikapnya yang ramah. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Kenyal.“Suka, Jhony?” Aku mengangguk.“Tunjukkan bahwa kau suka. Matanya berbinar-binar. Bagian mana yang akan kau cium?”“Betis yang indah itu!”“Hanya sebuah ciuman?”“Seribu kali pun aku bersedia.”Mbak Tia tersenyum
