Vina yang selalu jujur dan berterus terang..Malam itu entah malam keberapa aku ke diskotik dengan Martin. Aku terus menggodanya dengan menciumi leher dan bahunya. Bokep Tanpa mempedulikan bau cairan vaginaku di mulutnya, aku terus menggoyangkan pinggulku maju mundur. Mereka sudah menyerah menghadapi aku yang hampir setiap hari pulang pagi. Mereka marah besar padaku dan mengawasiku dengan ketat. Tiba-tiba perasanku jadi campur aduk saat kudengar suara mobil Martin memasuki rumah. Aku jadi mudah curiga dengan semua orang. Sungguh berbeda..Setelah terkapar beberapa saat, Martin membopongku ke kamar mandi dan memandikan aku. Aku yang sudah tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.Sampai di rumahnya, aku langsung diantar ke kamarnya. Martin tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh.“Untung kaca film mobilku gelap. Toh aku juga merasa cocok dengan Martin. Toh aku juga merasa cocok dengan Martin. Aku mulai menjawab pertanyaannya sepatah-sepatah sampai akhirnya suasana mulai cair.Mengerti umpannya mengena, Martin mulai merayuku dan menggodaku.
