Ketika hujan datang, aku membasah. Polos sekali. Bokep hot Tidak tampak rasa takut dalam dirinya. Kepalanya jatuh tepat di sisi trotoar. Meskipun hujan membuatku gigil, atau panas yang datang tak tanggung-tanggung. Aku selalu senang memperhatikan mesin-mesin yang berjalan angkuh itu. Tapi tidak semua orang di jalan raya itu lucu. Dia benar-benat ulet. Malam itu tidak hujan tapi bau aspal basah karena hujan tadi sore masih menguar. Aku tidak tahu tapi aku teramat jengkel dengan diriku sendiri. Aku yakin sekali, orang tuanya sudah berhasil mendidiknya dengan ajaran agama. Mereka juga mengeluarkan sebatang rokok. Malam semakin larut. Dia benar-benat ulet. Aku sudah terbiasa seperti ini. “Woi!” teriak salah satu anak dari gerombolan itu dengan kasar. Dia benar-benat ulet. Aku tahu anak itu pasti bekerja di malam begini karena suatu keperluan yang mendesak, atau itu memang pekerjaannya demi membantu biaya sekolah. “Sudah dapat banyak?”
“Belum. Aku langsung ingin mengutuk diri. Aku memang tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Aku mematung di tempatku berdiri.




















