Dia mau pulang dulu ngeliat orang tuanya sakit katanya sih begitu,” kata Wien.Setelah beberapa lama menyodoknya, “Terus dong Yang. Bokep mom Bodoh, bodoh, bodoh. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah kepadaku.Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Lihatlah ia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Astaga. Oh.., aku hanya dapat menunduk, melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di ruangan sempit itu. Ah sial. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. Aku tidak tahan. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon, “Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Betul-betul keras. Aku tidak menjepit tubuhnya. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Ah bodoh. Hidungnya tidak mancung tetapi juga tidak pesek.




















