Dari iramanya bukan sedang berjalan. Paling tdk ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.“Mbak Iin..,” gumamku dalam hati.Perlu tdk ya kutegur? Bokep mom “Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aq merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Begini saja daripada repot-repot. Kini pindah ke paha sebelah kanan. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Tdk terlalu ayu. Sebantar lagi Mbak Ita yg punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aq langsung beres-beres dan pulang. Ia terus mengelap pahaku. “Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Penis amblas seluruhnya. Lalu mengangkang.“Aq sudah tak tahan, ayo dong..!” ujarnya merajuk.Saat kusorongkan Penis menuju memeknya, ia melenguh lagi.“Ah.. Satu dua, satu dua. Dadaku mulai berdegup lagi. Aq hanya ditinggali handuk kecil hangat. Ia tdk lagi dingin dan ketus. Lalu asyik membuka tabloid. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Makin lama suara sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu hilang.Aq hanya mendengus. Aq masih ingat sepatunya tadi




















