Yudi dan Adi bergegas masuk, sementara Rio malah santai-santai di ruang tamu. Bokep china gue mau…!” Belum selesai ucapanku, aku langsung orgasme. Kita jalan-jalan, yuk,” ajak Stella santai.“Boljug…” gumamku sambil bangun dan menemaninya jalan-jalan. Kami berkeliling melihat-lihat pasar lokal, villa induk, dan tempat-tempat lain yang menarik. Sudah tak ter-hitung lagi berapa kali penis mereka mencumbu vaginaku, namun aku menikmati itu semua. “Sakiiit…” erangku. Akh! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seolah mau mengejar kami, aku dan Stella langsung mundur sambil tertawa-tawa.Aku langsung mengenali delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Ben, Agam, dan Roni. Gila, gue udah nggak kuat bawa se-muanya, nih.” Pintanya memelas.“Oke, tapi yang enteng ajaaa…” jawabku sambil mengambil alih beberapa barang ringan. “Masuk aja kali, Stel, Lil.” Ajaknya cuek.“Ngng… nggak usah, Yud.” Tolakku. “Cihuy… Lila emang masih perawan…” Agam yang entah sejak kapan sudah berada di daerah rahasiaku menyeringai. Satu kamar memang dihuni enam orang, tapi sebenarnya kamarnya kecil bangeeet… aku dan Stella sampai berantem sama guru yang




















