Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Bokepindo Tak ada yg istimewa. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.“Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.“Kau..”, desis Lidya terputus suaranya. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.“Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau
