“Ratri… Ratri! Bokep hijab Lama-lama si perempuan mulai letih dan kesal karena serangannya tidak ada yang masuk. Bajingan, awas kamu!” Sekar menerjang, tak tahu Ratri sedang diapakan. “Den ayu, sebut aku Bayang Ireng. Dan satu lagi yang dilihat Sekar: tangan di kepala Ratri mendorong kepala Ratri makin dekat ke selangkangan sosok itu. Keduanya telah kehilangan jati diri, tak lagi gadis-gadis priyayi terhormat, melainkan sepasang sundal yang tunduk pada birahi. TRANGG!! Mereka tampak tak sedikit pun gentar dengan mengerikannya medan di sana, tebing terjal bertepi laut berombak ganas. Sekar menyadari bahwa pakaian yang melekat di tubuhnya sudah koyak-koyak, tinggal sisa-sisa kain yang menggantung. Lengan-lengan muncul lagi dan mencengkeram tepi kemben Sekar. Karena tak bisa bercengkrama dengan kekasihnya, Sekar bermaksud mengunjungi kawannya, Ratri, yang tinggal di satu desa di sepanjang tebing. Seluruh tubuhnya berdenyut-denyut. Ahh!” Sekar merasakan sesuatu membuncah dalam dirinya. “Mengintip seperti itu, apa maumu hah?”
Sekar melompati pagar candi dan maju menyerang si hitam, langsung menghunus pedang.
