Ayokk dah lapar nih, ke kantin yukk, nelpon aja..”“Hehe, maaf teh.. Mas imran saja tak pernah seperti ini padaku. Bokep indonesia udah biasa ini, mau 6 bulan sudah.““Kalau Mas Imran?” tanyanya yang membuatku ikut membayang sosok yang ia sebutkan itu.“Yah begitulah, masih banyak proyek, lagian dia juga sibuk buat ujian Tesisnya.” ucapku yang kini membayangkan wajah suamiku, Imran (28).“Aduh.. Btw asinya tambah banyak aja, jadi nggak haus lagi nih..”“Sstt ahhh.. Ayokk dah lapar nih, ke kantin yukk, nelpon aja..”“Hehe, maaf teh.. “ ucap Denny sambil menarik kedua tanganku dari mulutku.Aku masih tetap mengulum bibirku berusaha agar tak mendesah, karena kalau aku mendesah sama saja artinya aku menikmati ini semua. “ Ucap Denny menjelaskan.Belum sempat aku mencerna kata-kata Denny, ia sudah menyergapku dan kembali melucuti bagian dadaku sehingga payudaraku kembali mencuat di matanya, posisi Denny sudah menindihku di atas mobil yang sempit ini, ia duduk mengangkang di atas perutku dimana kakiku sedikit tertekuk karena space mobil yang tak terlalu panjang.“Aahhhh” desahku lirih, saat
