Seketika aku seperti disetrum, tubuhku mengejang, tapi aku menahan diri dari bergerak atau bersuara. Aku ambruk saking lelah dan nikmatnya, seluruh syarafku seperti kelebihan beban rasa.“Ke kamar mandi yuk.” kata Kak Edo.Aku mengangguk, tanpa mampu banyak bersuara. Bokep stw Kedua lutut di pinggir ranjang, kedua siku menopang, dan kepala dan bahuku merunduk ke bawah, bagaikan rusa betina yg sedang minum air yg segar dengan rakusnya. Udara terasa semakin dingin malam ini. Lebih besar daripada… penis laknat yg dahulu memperkosaku. Biarlah… jika waktu berlalu, entah kemana nasibku melaju. Kenangan itu akan selalu kuingat, setiap aku memasuki ruang tidur untuk tamu ini. Benihnya, keluar lagi semua. Terasa hangat mengalir di bibir vaginaku.Ia kemudian menunduk dan menjilat cairan kuning itu. Cairan dari vaginaku meleleh di sepanjang pahaku. Aku sungguh mau menjadi budaknya.“Haaahhhhh…. Menatap matanya, lelaki yg telah mendapatkan seluruh hati dan tubuhku.“Tuan kan hanya liburan. Kalau dikasih madu di sini, enak ya… tapi… saya kok lemes sekarang…”
“Kak Edo… saya masakin apa buat makan?”
“Mie?”
“Bentar ya…” Selesai