Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.“Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda. Indo bokep Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku anak laki laki satu-satuya. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.“Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak. “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Aku memang mudah sekali disogok. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku.
