Kupotong kata-katanya, “Anto,” sahutku. Cuaca semakin panas.“Panas, San. Bokep arab Santi kadang masih menolak uang pemberianku, tetapi kalau aku lagi ada obyekan kecil, kupaksa dia untuk menerimanya. Aku duduk di depannya.“Baru pulang kerja, Mas?” tanyanya ramah. Ketika kutanya apakah namanya hanyalah nama profesi atau nama sebenarnya, ia mengeluarkan KTP-nya dan menyerahkannya padaku. Bibirku turun ke lehernya, kujilat lehernya dan beralih ke dadanya. Siang-siang kok sudah pulang?” tanyaku. “Aku belum pulang mulai tadi malam. Anterin ke Pasar Minggu yuk. Kali ini dia yang memilih kamar ke penjaganya.“Kamar yang di sudut,” katanya. Ini juga mau pulang, istirahat di rumah,” kataku. Dia dulu seorang PSK. Enak.. Aku berdiri dengan posisi menghadap ranjang dan Santi berbaring miring, dia dengan lahap menghisap kejantananku. Tak lama kemudian dengan arahan tangannya penisku sudah menembus liang vaginanya. “Tidak semua kamar ada cerminnya. “Aku belum pulang mulai tadi malam. Ketika berjalan dalam sebuah gang sempit, kulihat dari belakang sepertinya Santi. Dan memang daerah ini dikenal sebagai daerah merah.
