Kami memang sdh biasa tak punya pembantu. Bokep jilbab “Lis…. Hanya kurasakan agak aneh saja. Kami memang sdh biasa tak punya pembantu. Rasanya ada yg aneh pada Lilis. Tubuhku ini udah lama membara …. “Makasih Kang …. Sulit kugambarkan. Tak sadar Aku mengelus-elus rambutnya yg lurus dan panjang sepunggung, seperti rambut isteriku. Jg ketika masuk ke kamar anakku. Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelaminku. “Gimana Lis….”
“Enak banget kang …..” Tubuhku masih telungkup menindih tubuhnya, punyaku yg masih tegang masih ‘tersimpan’ di dalam tubuhnya. “Kamu pengin pulang?” Lilisg menggeleng. Milik Lilis begitu eratnya menjepit batangku, persis seperti milik isteriku pada awal-awal kami menikah. Yg tak biasa adalah dia beberapa kali ‘tertangkap’ sedang memandang ke arahku tp tatapan matanya agak ke bawah. Ya. Tubuh itu kini gelisah, bergerak-gerak tak tentu. Aku lalu menghentikan pompaan, memberi kesempatan dia menikmati orgasmenya. Itu sdh sering dan Lilis jg sdh tahu. Kebiasaanku kalo awal penetrasi lebih suka posisi misionarist, sebab Aku bisa melihat ekspresi wajah lawan mainku ketika k0ntolku
