Entah setan mana yang merasukiku, spontan saja aku mencium pipi kiri wanita itu. “Air mani??” gumamku. Bokep ma..af bu” gumamku pelan sambil menundukkan wajahku. Wanita itu tersenyum. “Mau, aku spontan menjawab dan langsung mencium pipi kanan wanita itu. “Iya mimpi basah ndre, kayak ngompol tapi bukan ngompol, emang kamu pernah ta? Aku mengangguk pasti. Dengan sigap ia melepas daster yang dikenakannya. “Ta tinggal ke dapur ya” ujar bu Bambang sambil berlalu. Kini perutku yang jadi sasaran. Awalnya sih cuman 400ribu, tapi sekarang malah jadi sejuta lebih, gerutunya. Sesekali tangannya mengusap-usap kepalaku. Setelah minum teh, aku segera pamit. Aku mengaku keponakan bu Bambang dan segera membayar semua hutangnya pada bu Sri itu. kamu suka ndre??” Tanya bu Bambang. Gimana?” tanyanya. Kemudian ia duduk tepat di sebelahku bahkan berdempetan denganku. Ia kemudian hanya diam seperti menikmati burungku yang mengocok-ngocok kemaluannya. Bentiknya juga indah sekali seperti lipatan-lipatan daging. Aku hanya menggelengkan kepalaku menjawab pertanyaan wanita itu.
