“Ohh… Luar biaassaa… Don… Besar sekali,” serunya kagum. Bokep montok Dan terpampanglah di depanku bukit kecil yang dipotong bersih. “Entot aku… Entott… Don,” imbuhnya. Mbak Vira lantas berjongkok dikakiku, wajahnya berada pas di depan selangkanganku. Mbak Vira memahami maksudku. Tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku. Kurasakan tidak banyak ngilu namun kutahan. Mbak Vira terpukau menyaksikan penisku yang besar dan panjang. Meskipun telah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Dia mendorong tubuhku ke dinding. “Akhh… Akuu… Tak… Tahan… Don… Akuu,” jawabnya terputus dan vaginanya semakin keras mengapit penisku.Tak lama lantas Mbak Vira menjangkau orgasme. Diiringi desahan-desahan lembut sarat birahi. Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani. Tangan kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku. Aku terkesima menyaksikan mulusnya dan sexynya tubuh Mbak Rina, saat seluruh pakaiannya dimulai Mas Iwan.Nafsu birahiku tak tertahankan lagi, penisku menegang dibalik celanaku.
