ucap Mba’ Erna membentak saya lagi.Sebenarnya saat itu saya mulai takut dan gemetar, tapi saat itu sudah terlanjur basah, maka saya terus berusaha untuk merayu Erna dan berkata,“ Sebaiknya Mba’ pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mba’, saya satu-satunya kesempatan Mba’, kalau Mba’ tidak mengambil kesempatan ini, Mba’ akan menyesal seumur hidup… ”, ucapku sedikit tegas.Lama kulihat Mba’ Erna terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Bokep Agar di saat klimaksnya itu saya bisa memasukan kejantananku, mempenetrasi kewanitaannya.Karena saya sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran kejantananku lebih besar dari punya Mas Andy yang biasa masuk. suarsaya mengiringi desahan Mba’ Erna.Sketika itu Mba’ Erna-pun menuruti saranku, diapun akhirnya melepaskan klimaksnya,“ Ouhhhhhhhhhh… Ssss… Aghhhhh… … ”, desah Mba’ Erna.suara berat menandakan ejakulasiku, mengiringi klimaks Mba’ Erna. Dengan cemas saya menantikan reaksinya. Begitu saya mulai mengintip, saya kaget ! Dalam hatiku saya merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. tidak lama setelah itu, Mas Andy dan Mba’
