Tapi tak juga pernah kesampaian. Bokep jilbab “Benar Wil?” tanyaku. Panjang banget. Bisa dibilang, si Willy ini piaraan Mama. Ngapain juga ngeliat saudara kandung sendiri ngentot. Ia tak merasa ada yang aneh dengan kejadian semalam. Bibir bawahnya digigit-gigitnya dengan giginya. Sebelum spermanya sempat mencelat dari lobang kencingnya, Willy menyempatkan menyabut kontolnya yang gemuk dan panjang itu dari vagina Mimi. Tentang apa saja. Batangnya gemuk, segemuk botol coca cola yang sedang dipegangnya. Pas aku nyampe di dapur aku terkesima. “Gila! Segala biaya hidupnya, Mamaku yang nanggung. Gila men. Karena hidup dengan Mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan Papaku setahun yang lalu. Ngapain luh?” tiba-tiba kudengar suara Mimi menegurku. Untung saja lampu di dapur itu bernyala redup. Aku segera mengalihkan tatapanku dari tubuh Mamaku yang mengangkang itu. Aku ingin segera menumpahkan spermaku. Gila! Sepertinya ia tak perduli kalao aku memergokinya telanjang bulat bersama Mamaku.
