Mau mati? Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Bokep arab yang benar aja tong…” ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.“Maaf… maaf tonhh…”Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama.Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Dia membalas. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyang-goyang. Kami terkulai lemas. Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. Diarahkannya ke liang kemaluannya.“Sulit… sakitt.. Kiri dan kanan. yang benar aja tong…” ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.“Maaf… maaf tonhh…”Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya.“tonn… sakitt.. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Dia masih tetap membisu.“Ayo pulang…” ajakku. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya.
