Sesudah itu aku mengunci pintu kamar dan bergegas keluar. Terpaksa deh aku merubah perhatian aku dari belasan wanita di cafetaria tersebut. Bokep mom aku mau… aaahhh…” teriak si Verika. “Ayo…” desakku. Dengan buru-buru aku berlari ke kamar untuk mengambil HP dan kunci kamar aku. Aku begitu penasaran. “Tolong panggilin 8 orang cewek dong!” jawab si Angga dengan bahasa yang lebih halus. Aku mulai menghitung satu, dua, tiga… setidaknya ada 13 cewek yang cakepnya selangit. Aku pernah bermimpi untuk main ramai-ramai tetapi dengan beberapa perempuan dan laki-lakinya cuma aku. Akhirnya aku berhasil juga. “silakan duduk,” kata seorang tante dengan dandanannya yang menor. Singkat cerita, kami menyanyi atau teriak-teriak selama 5 jam, sesudah membayar (hampir 3.4 juta!) kami saling pamitan dengan perempuan masing-masing. “Gua nggak tahu pasti tetapi orang tua dia atau orang tua kamu tidak setuju dengan percintaan kalian…”
Sekarang tatapan matanya yang liar menjadi lembut, terlihat sendu dan sedih. Kami bisa tahu orang tersebut lagi sedih, senang, terangsang, orgasme (hehe…), dan sebagainya.










