Mata Tina sedikit membesar. ”Makasih ya Tin..kamu baik sekali. Bokep hijab Tina agak malu rupanya, tetapi ada sedikit senyum di sana. “Andaikan aku…uhh..ngayal nih“. Sambil tetap menimbang. ”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”, tidak terdengar lanjutan kalimatnya. Bentar..ambil sandal dulu”. Sesekali aku meliriknya. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. ”Tadi waktu saya bersihin mainan adik, saya liat gambar di komputer. Malah aku yang takut kamu laporin”. Aku melihatnya dan mulai masuk. ”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. Mengambil lagi segayung, diguyurkan ke perut dan punggung ditambah senyum manisnya. Dibasahinya sabun dengan diguyur air lalu digosokkan ke tangan kiri, perut, penis, bola-bolaku. Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang. Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat-geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Sabar ya nak..kita liat situasi dulu”, kataku pada sang penis sambil kuelus.Tina lalu membalikkan badan. Tapi kalo belum pernah ya nggak usah..nggak pa-pa”. Aku menengok ke belakang tubuhnya.




















