Bulu-bulu yang sudah rapih memenuhi lagi sekitar kemaluanku, segera terlihat dengan jelas.“Nah, begitu khan lebih oke…” katanya.“Aku kapok En, nggak mau nyukur plontos lagi.”“Kenapa Mas..?”“Waktu mau numbuh. Bokepindo saya ikuti ia ketika ia mambaringkan tubuhnya di tempat tidur. Endar makin menyandarkan kepalanya ke dadaku. Sampai akhirnya liburan datang dan kami semua masing-masing pulang kampung untuk beberapa waktu.Liburan sekolah sudah selesai, Endar sudah datang lagi setelah berlibur ke rumah orang tuanya di Tabanan, Bali. Tanpa kusadari kain penutup kepala kemaluanku sudah tersingkap, dan ini nampaknya dibiarkan saja oleh Endar, yang sekali-kali melirik juga ke arah kepala kemaluanku yang mulus dan besar itu.Lama-kalamaan, Endar semakin terbiasa dengan benda menakjubkan itu. Begitu pula ketika kulepas pakaianku. Begitu lidahku menyentuh bibir kemaluannya, Endar berteriak kelojotan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. saya hisap-hisap putting toketnya, sementara rok dan celananya kupelorotkan. Soalnya di bagian ini susah nyukur sendiri…” kataku sambil kuulurkan pisau cukur padanya.“Mas Adi, ih..!” tetapi ia terima juga pisau cukurnya, sambil duduk di dekatku.Saya angkat celana yang




















