Aku percepat pompaan aku di selangkangannya. Tak pernah
sekejappun Diana membuka kedua matanya, sambil terus berdesis-desis pelan. Bokep crot “Bless…” tanpa kesulitan aku masukkan “Kemaluanku” aku, karena lendir di kemaluan Diana sudah membanjir, selain posisi aku yg berdiri mempermudah hal itu. Sambil dia pesan, agar barang yg diterima harus sudah siap dipakai dan dioperasikan. “Sebentar yaa”..mendadak aku bangkit, aku segera matikan USG dan lampu ruang elektronik yg terang benderang itu dgn segera. Aku remas-remas dan memain-mainkan pelan buah dadanya. Mulai sore tersebut, akhirnya dgn berdebar-debar, selesailah semua jam 12 malam. “Puas mas ?, aku puas sekali”. “Tanggung” pikir aku. Aku tarik tepi CDnya, teraba vulvanya yg sudah basah, aku gosok pelan-pelan bibir dalam kemaluannya. mas, enak”…aku tetap dalam posisi semula, sekarang dgn bekal sedikit pelincir diibu jari aku,aku bantu Diana dgn menggosok-gosok kelentitnya. Tanpa perintah kedua, aku berdiri. Meskipun kadang melihat Diana pengin banget ngerasain badannya. mas, enak”…aku tetap dalam posisi semula, sekarang dgn bekal sedikit pelincir diibu jari aku,aku bantu Diana dgn




















