Aku ingin menulis pesan di pintu kamar Yoga karena memang aku sangat perlu dengannya. “Terus, Yoga biasanya jam berapa pulangnya, Santi?”, bertanya-tanya berbasa-basi. Bokep tobrut Aku masih berdiri sambil memandang tubuh Eksanti yang tergolek di ranjang, menantang. Kesimpulannya dia masih mau pergi denganku, asal jangan sampai ketahuan sama Yoga. Aku bisa memastikan, Eksanti agak malu. Tidak beberapa lama membuka pintu terbuka kembali, lalu masuk ke dalam kamarnya. Aku malah menekan tubuh Eksanti hingga punggungnya bersandar di dinding. Eksanti langsung naik ke atas mobilku, setelah tidak ada orang lain yang melihatnya di tempat itu. Sengaja aku membiarkan lampu kamar cottage itu menyala terang, agar aku bisa melihat detil dari setiap inci tubuh Eksanti yang selama ini sering aku jelas fantasi seksualku. Ia terlihat ragu-ragu. Aku merasa sudah tidak mungkin bisa untuk melanjutkan permainan cinta lagi.Aku akhirnya meminta izin kepada Eksanti untuk mandi. Aku menghentikan aksiku, lalu pura-pura meminta maaf kepadanya. yang sayu ditambah dengan rangsangan yang tengah dialaminya, menambah bola mata.
