Tangannya meremas sprei dan mulutnya terbuka sedang matanya terpejam. Tanganku yang semula diam, mulai nakal dan memanjat naik ke dadanya, tetapi ketika kuremas dadanya, Adriana meronta, “Aku sudah milik orang lain, apalagi dia Alf temanmu.”
Aku tersenyum, “Aku tidak akan mengambilmu darinya, hanya untuk malam ini saja.”
Adriana tersenyum nakal, diraihnya tanganku, “Oke, siapa takut..!”
Aku tersenyum, lalu melanjutkan permainanku. Bokepindo Cinderella berusaha menahan goncangan ke depan dengankedua tangannya, tapi sepertinya dia tidak kuat, berkali-kali aku harus menarik pinggulnya yang semakin terseret maju akibat kocokanku. Adriana sendiri bergoncang-goncang menikmati puncak keduanya. Ketika hampir keluar, kucabut dari kemaluannya, dan kuselipkan di antara dada Cinderella. Kubuka agak lebar kaki Adriana, dan lidahku langsung bermain di sekitar kemaluannya. Kugosokkan sebentar kepala kejantananku yang sudah basah oleh liur Cinderella. Kami tidur bertiga dengan tubuh masih telanjang, dan paginya kami pulang ke Bandung dengan sejuta kenikmatan. Adriana bergoyang-goyang keenakan. Selagi tanganku bekerja meremas dan mengelus, mulutku bergantian menghisap dan menjilati dada mereka yang lainnya secara bergantian. Kuhisap sedikit sambil




















