Batang kemaluan saya sudah nyaris menyemprotkan cairan kenikmatan lagi. Bokep china Dokter yang ternyata bernama Dokter S itu menghampiri saya dengan berkalungkan stetoskop di lehernya yang jenjang dan putih.“Kamu pernah menderita penyakit berat? Terasa geli dan nikmat sekali. Saya melihat arloji di tangan saya. Namun setiap sentuhan stetoskopnya, apalagi setelah tangannya menekan-nekan ulu hati saya untuk memeriksa apakah bagian tersebut terasa sakit atau tidak, semakin membuat batang kemaluan saya bertambah tegak lagi, sehingga cukup menonjol di balik celana panjang saya.“Wah, kenapa kamu ini? Mulut saja langsung menyergap payudara nan indah ini. Saya taksir usianya sekitar 35 tahun. “Aahh..” Saya mendesah ketika mulut Dokter S mulai mengulum batang kemaluan saya. Dengan alasan sibuk atau sejuta alasan lainnya, Dokter S selalu menolak menemui saya. Saat itu saya sudah hendak memutuskan untuk pulang ke rumah, mengingat waktu sudah berlalu limabelas menit. Apalagi secara birahi. Dengan malas-malasan saya bangkit dari bangku dan berjalan masuk ke ruang periksa dokter.“Selamat malam”, suara lembut menyapa saat saya membuka pintu




















