Aku hanya dapat sisa-sisa,” katanya mencibirkan bibirnya. Bokep Santi sebenarnya adalah kenalan lamaku. “Mau belanja di situ”, katanya sambil menunjuk ke arah Pasar Baru. Waktu itu aku masih kuliah. Dijilatinya lubang kencingku, sedang tangannya memegang dan mengocok batang penisku kemudian memijat-mijat buah zakarku.“Hhmm.. “Tidak mandi?” tanyaku. Sepertinya mulai ada kesanku secara khusus terhadapnya. Pantas saja kamu tidak bergairah sore ini. Berdasar cerita dan pengalamanku tidak setiap PSK mau melayani tamunya berciuman bibir. Kulihat dari samping ternyata memang Santi.“San.. Penisku yang sudah mulai siaga segera terarah ke atas setelah menempel di pinggangnya. Sekarang baru bisa pulang dan mau istirahat”. Kami segera check in di hotel dekat sini. Aku diam dan berpikir sejenak. Kami tidak janjian untuk ketemu lagi, hanya kembali kuberikan nomor telpon kantorku dan ia berjanji untuk menelponku setiap kali membutuhkan pelepas dahaganya.
