Kuarahkan penisku ke vagina Mbak Titis. Bokepindo Jam segini kok udah pulang Bu?”, sapaku. Dudukku menjadi tidak tenang. Aku jawab aja udah. Ibu Titis ini berparas sangat cantik, mungkin sensual. “Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Dimas mau ya nemenin Mbak lagi?”
“Mmmmm… Siap Mbak! Ga jadi nyesel deh, Pak Min banyak ijinnya. Pada waktu itu aku masih kuliah di sebuah PTN terkenal di jogja. “Mbak, enak banget Mbak”, cerocosku. Ibu Titis ini berparas sangat cantik, mungkin sensual. Kosong juga. Kuperhatikan sejenak situasi sekitarku. Tanpa ba bi bu, penisku langsung berdiri. Pemandangan ini yang selalu kutunggu. Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan penisku bertahan di dalam vagina Mbak Titis. Segera saja aku melenguh keenakan. Sekarang 3 bagian sensitifnya habis aku garap. “Iya deh. Tapi aku mencoba bersikap biasa aja. Mbak Titis lagi-lagi melenguh panjang. Aku harus menahan tubuhnya karena seperti mau terjatuh ke lantai.
