“Ih Bapak sok tahu deh”, jawabku manja
“Dari suaranya emang kelihatan kok, masih parau”
“Ah udah lama kok, tapi tidur lagi, abis cuacanya ngajak tidur sih”, aku memberi alasan karena diluar memang mendung.“Ya udah, kalo nggak ada acara kita ketemu yuk, gimana?”, ajaknya
“Kapan dan dimana?”, aku mulai antusias mendengarnya. Bibirnya bergerak turun ke perut dan berhenti di antara kedua kakiku, dengan kedua giginya dia melepas celana dalam yang menghalangi gerakannya.Aku menjerit tertahan saat lidahnya mulai menyentuh klitorisku, ada kekhawatiran kalau dia, seorang dokter, masih bisa mendeteksi sisa sisa sperma yang ada di rongga kewanitaanku, meskipun aku sudah berusaha untuk membersihkannya sejauh mungkin. Bokep colmek Sapuannya perlahan menjelajah turun, leher dan dada adalah favoritnya, masih dengan lembut dia mengeluarkan kedua bukitku dari ‘sarang’nya. Aku merosot turun dari pelukannya, berlutut di depannya, penisnya tepat di depanku, sedetik kemudian kulahap habis dan keluar masuk ke mulutku. “Nanti siang kalo Bapak masih mau ngelanjutin, HP aja ya”, kataku sebelum dia meninggalkan kamar.