“Iya pak….pasti…” aku menjawab sambil mengangguk-angguk (percuma kan? “Sin, sudah kubilang. Bokep jepang Dia menyambutku, hangat dan basah. Dengan tergesa dia membenahi pakaiannya, belum sempat dia membetulkan celana dalam tanganku menahannya. Sudah setengahnya masuk. Bulik terkekeh, sambil mengeluarkan barang-barang belanjaannya. “Bulik tau Tok, tapi piye maneh? “Sssshhh…..aaaaaaahhh…..rrrrr….” Bulik Tin menggeram hebat. Tangannya makin kencang memegang manukku. Aku mengerang pelan, merasakan kenikmatan elusan tangan Bulik. Susah punya anak kaya kamu.” Sahutku sambil berdiri mau menghindari pertengkaran lebih lanjut. Barus saja kupelorotkan hingga ke paha, tiba-tiba tubuh Bulik menegang. Dimana aku kini berada-ditengah-tengah saudara kembar yang rela berbagi kasih denganku. Lalu Sinta menghampiri aku dan berbisik dekat di telingaku“I SAID, I know what you did LAST NIGHT!” sambil tersenyum misterius.Baru sadarlah otakku. Senyumnya penuh arti. We’ll see later” jawabnya, mengecup bibirku lalu beranjak keluar dari gudang.Aku menarik nafas lega. Kadangkala aku membantu Bulik memeriksa pekerjaan rumah atau ulangan murid-muridnya, Bulik senang sekali kalo aku sering begitu. Seperti kue apem, agak montok dengan belahan di




















