Wawan yang paling duluan pulih, namun sesuai janji mereka, ini hanya satu ronde. Setelah cukup lama, mungkin setelah vaginaku sudah tak terlalu becek lagi, pak Arifin berkata, Non Eliza, non suka peju ya? Bokep Benar benar edan! Tak sekeras punya Wawan memang, tapi masih keras untuk ukuran orang seumur pak Arifin. Sambil menunggu, aku menelepon temanku, dan kami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya aku harus berangkat. seterusnya lagi. Aku memukul lengannya manja, lalu kami makan bersama. Wawan terus memompa vaginaku sambil berjalan, rasanya nikmat sekali. Aku juga ikut panik, segera memakai celana dalam dan celana panjang ini, kemudian berlari kembali ke kamarku. Selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku sambil memastikan tak ada tanda tanda aku baru saja bermain sex dengan mereka. Kurasakan tubuhku dibaringkan di salah satu ranjang mereka, dan penis Wawan sudah terlepas dari vaginaku.Aku membuka mataku, untuk melihat giliran siapa berikutnya.
