Masih tetap berpegangan penisku dengan kuat. Ya paling setengah jam saja sampai rumahku. XNXX bokep Dia angkat dan secara reflek dia bergerak keatas dan kebawah. Dia mencoba mengelak dariku, aku lepas sarung itu dan tangan Siska menyentuh penisku. “Saya pamit saja ya mas”. “Mau lihat nggak mbak, nih mepet banget kan?”. Aku berikan tekanan yang keras menusuk mentok ke dalam memek Siska,
“Oohhh mas, nggak kuat mas, aahhh aahhh”. Aku sudah nggak bisa berfikir lagi otakku hanya ingin ML saja. Setelah aku jilati selakangannya aku pun meraba memeknya. Penisku semakin besar dia justru semakin diam dan makin nurut saja dengan apa yang aku inginkan. Payudaranya yang montok, body yang sexy dengan kaos ketat. Aku raba dari luar celana dalamnya yang tipis, aku belai dengan lembut. Aku benggong dan Siska pun bertanya berulang-ulang hingga aku sadar,
“Maaf mbak, saya terpesona dengan penampilan mbak Siska”. Aku cium bibir lembut bekas mengulum penisku. Satu dua hari aku biarkan dia lalu aku kirim chat lagi menanyakan soal celana
