Mentang-mentang Ambo calon wakil rakyat. Dia menganggap saya sudah melawan orang tua.Ambo pun meninggalkan saya setelah gemuruh yang terus dia lontarkan, seperti gemuruh yang enggan berhenti meronta di langit sana. Bokep montok Ambomu tidak mungkin seperti itu. Kaukira Ambo berbohong?” Suara Ambo meninggi, kemudian tampaklah hujan turun seperti jarum-jarum dari balik jendela yang selalu terbuka. Kami harus meyakini. Setelah sejak lama hingga usia saya mencapai dua puluh empat tahun, rumah kami selalu diramaikan dengan suara bernada rendah, kalau pun bernada tinggi hanya saat Ambo berteriak karena tulang betisnya bergeser sebab terjatuh dari pohon kelapa atau Indo yang berteriak ketika melihat kecoa membuntutinya di kamar mandi, lalu hari ini tiba-tiba saja rumah sudah berubah menjadi medan peperangan.Perdebatan saya dengan Ambo dimulai sepulang Ambo dari rumah Sanro, ketua adat yang rambutnya beruban dan matanya mulai rabun dengan ingatan yang tak lagi jernih, kemudian membisiki Indo kalau Sirawu Sulo akan dilaksanakan tahun ini.




















